Obyek Wisata Kaliurang


Mulai dari beberapa waktu yang lalu saya dan beberapa teman memutuskan untuk menjelajah Jogja lebih dalam khususnya ke destinasi – destinasi wisata. Hal ini kami lakukan dengan dorongan beberapa faktor faktor, salah satunya mungkin karena stimulan dari beberapa mata kuliah. (Wah, mahasiswa banget ya... hehe). Pada minggu keempat bulan februari saya dan beberapa teman mencoba berkunjung ke Kawasan Wisata Kaliurang, tepatnya ke Museum Gunung Merapi dan Museum Ullen Sentalu.
Museum pertama yang coba saya akan review adalah Museum Gunung Merapi. Adalah Mbah Maridjan, seorang figur yang cukup dikenal di daerah Merapi, tak hanya di daerah tersebut, mungkin se-Indonesia tahu siapa itu Mbah Maridjan. Mitosnya Mbah Maridjan dipercaya sebagai figur yang dapat berkomunikasi dengan “Penunggu” Gunung Merapi. Wah magis banget ya kelihatannya hehehe. Ok, kita fokus lagi ke Museum Gunung Merapi (MGM) ya. Satu hal yang membuat saya secara pribadi terkesima pada Museum Gunung Merapi (MGM) ialah gaya arsitekturnya yang sangat indah, yang merepresentasikan beberapa bangunan di Jogja, beberapa diantaranya ialah Monumen Tugu dan Candi Ratu Boko. Representasi Monumen Tugu Jogja dapat kita lihat pada bagian atas (atap) gedung, lalu pada pelataran MGM dapat kita jumpai representasi dari bangunan Candi Ratu Boko, hal ini membuat saya kagum dengan gaya arsitek bangunan ini, walaupun secara visual terlihat sangat modern, namun bangunan ini tetap menunjukan ke-Jogjaannya.

Gambar 1 : MGM tampak depan
Dokumentasi pribadi
Berbicara keindahan, nampaknya tak hanya dimiliki oleh bagian luar museum ini saja. Namun hal itu dapat  kita jumpai pula saat masuk ke dalam museum, didukung dengan ac yang sejuk dan guide yang ramah kami mencoba menjelajahi museum yang terdiri dari 2 lantai.  Pada awal masuk museum di lantai 1 kita akan disuguhkan dengan miniatur Gunung Merapi yang telah dibuat untuk meragakan pergerakan lahar panas pada saat terjadi letusan di tahun 90-an, 2006, & 2010. Untuk teman – teman yang baru pertama kali berkunjung ke tempat ini tidak perlu khawatir untuk memulai dari mana dahulu akan mulai menjelajahi museum semisalnya tidak dapat menemui guide, karena saya pikir di museum ini cukup baik dalam hal penunjuk arah, jika kita melihat gambar di bawah ini terdapat display gambar seorang bapak yang tengah menunjukan ke arah mana kita akan menjelajah..
Gambar 2 : Miniatur Gunung Merapi
Dokumentasi pribadi
Di lantai 1 akan kita temui beberapa display dan atau miniatur yang berisi tentang dampak dari gunung merapi, titik – titik gunung merapi di Indonesia, hingga lukisan yang dibuat oleh seniman untuk menggambarkan nilai filosofis gunung merapi. Di lantai 1 ini saya dapat melihat betapa pilunya perasaan warga sekitar ketika bencana gunung meletus melanda. Namun ada sisi positif lain yang dapat ditimbulkan oleh bencana tersebut diantaranya, area persawahan sekitar menjadi subur, dan akibat letusan larva dari gunung merapi, larva tersebut berubah menjadi pasir – pasir yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai tambang pasir. Di lantai  1 ini juga saya baru mengetahui ternyata ada sebuah keterkaitan antara Gunung Merapi, Tugu Jogja, Keraton, Panggung Krapyak hingga Pantai Selatan. Terdapat sebuah koordinat lurus dari beberapa obyek tersebut, mitosnya kekuatan mistis Jogja terletak pada Gunung Merapi dan Pantai Selatan, kekuatan tersebutlah yang membuat dahulunya kerajaan Mataram Kuno ditakuti oleh kerajaan – kerajaan lainnya pada saat itu. Karena mengetahui hal tersebut Belanda yang pada saat itu menjadi penjajah di tanah Mataram (Jogja) membuat sebuah bangunan Panggung Krapyak untuk menghilangkan kekuatan magis tersebut yang berada di tengah di Gunung Merapi dan Pantai Selatan. Sungguh mitos yang menarik bagi saya. 


Gambar 3 : Rumah warga sekitar pasca letusan
Dokumentasi pribadi
Gambar 4 : Lukisan seorang seniman & petani
Dokumentasi pribadi
Gambar 5 : Gambar sumbu simetris
Dokumentasi pribadi
Setelah puas menjelajah di lantai 1, saya mencoba menjelajah ke lantai 2, tidak jauh berbeda dengan apa yang saya temui di lantai 1, tentang Gunung Merapi. Namun yang membuat saya kagum adalah ketika saya menemukan alat peraga tsunami dan gempa bumi, awalnya saya berpikir bahwa alat tersebut tidak boleh disentuh/pegang. Namun karena telah membaca instruksi yang berada pada alat tersebut saya memberanikan diri untuk mencoba menyalakan simulator tsunami dan gempa bumi. Seketika saya merasa kaget karena efek bunyi gemuruh yang ditimbulkan oleh alat tersebut, untuk teman – teman yang baru pertama kali ke sana saran saya tetaplah tenang ketika mendengar bunyi atau efek gemuruh yang ditimbulkan oleh alat peraga tersebut. Karena hal tersebut tidak berpengaruh apa – apa terhadap kita. Kabar buruknya, di lantai 2 ini terdapat beberapa kerusakan gedung yang belum sempat di renovasi, seperti contohnya langit – langit gedung. 
Gambar 6 : Kerusakan yang terjadi pada langit – langit gedung
Dokumentasi pribadi
Tak terasa penjelajahan saya di lantai 2 pun sudah paripurna,  manusiawi rasanya jika saya ingin buang air setelah menjelajahi MGM cukup lama. Saya mencoba menuju kamar mandi, dan ada catatan baik bagi saya terhadap pengelola museum ini, di tempat ini kamar mandi / wc nya sangat bersih dan wangi, saya mengapresiasi langkah pengelola dalam hal ini. Ini menimbulkan kesan nyaman bagi para pengunjung.
Gambar 7 : Kloset pria
Dokumentasi pribadi
Gambar 8 : Kamar mandi pria
Dokumentasi pribadi
Gambar 9 : Kursi roda
Dokumentasi pribadi
            Saya menilai, peran pemangku kepentingan terkait museum ini dirasa baik, untuk kaliber pengelolaan yang ditangani oleh pemerintahan. Walaupun tidak dapat dipungkiri masih banyak kerusakan – kerusakan yang harus dibenahi. Terlepas dari situ saya mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh pengelola. Poin penting yang akan saya garis bawahi ialah, pengelola juga memperhatikan pengunjung disabilitas dengan menyediakan kursi roda sebagai alat bantu. Sebagai tambahan untuk sebuah institusi pendidikan yang ingin berkunjung ke destinasi wisata ini, anda dapat mengajukan proposal untuk mendapatkan bus gratis yang disediakan oleh Dinas Kab. Sleman. Just info, untuk tiket masuk anda cukup membayar Rp 5.000,-. Murah bukan?
            Berikutnya museum kedua yang saya akan review adalah Ullen Sentalu. Overview tentang Museum Ullen Sentalu adalah museum yang berisi tentang sejarah kerajaan Mataram Islam yang divisualisasikan dengan lukisan dan benda – benda peninggalan raja maupun ratu Jogja - Solo. Museum ini dikelola oleh pihak swasta. Tidak banyak yang saya bisa ulas di museum ini karena di museum ini tidak diperkenankan untuk memotret atau mendokumentasikan benda – benda yang terdapat dalam museum ini. Namun saya berusaha mencoba menuliskan apa yang masih melekat pada ingatan saya.
Hal yang pertama saya bahas adalah tentang silsilah Kerajaan Mataram Islam, dahulunya Kerajaan Jogja & Solo menjadi satu dibawah payung Kerajaan Mataram Islam. Namun dikarenakan adanya perjanjian Giyanti & Salatiga akhirya mereka melebur menjadi 4 kerajaan, yakni Kasultanan, Pakualaman, Kasunanan, dan Mangkunegaran. Jogja sendiri memiliki kerajaan besar yang disebut Kasultanan dan kerajaan kecil yang disebut Pakualaman, kemudian jika di Solo kerajaan Besar disebut Kasunanan, dan kerajaan kecil disebut Mangkunegaran.
Aspek berikutnya yang saya ingat adalah tentang motif batik Solo dan Jogja yang memiliki karakteristiknya masing - masing. Batik Solo memiliki karakter warna coklat yang agak gelap dengan motif yang cenderung kecil, hal ini menimbulkan kesan feminim bagi batik Solo. Beberapa motif diantaranya ialah Parang Cantel, yang memiliki filosofi dengan dipakainya batik ini oleh seorang gadis, diharapkan ada laki – laki yang terpikat olehnya. Berbeda dengan batik Solo, batik Jogja memiliki kekhasannya sendiri. Berwarna coklat terang dan memiliki motif yang besar menyimbolkan kesan gagah pada batik ini. Salah satu contoh motifnya ialah motif kawung, motif ini berarti suwung, kosong, sunyi, suci, batik ini biasa digunakan untuk menutup jenazah, dengan harapan agar jenazah yang ditutupi kain ini dapat bisa kembali suci.
Figur yang menjadi sorotan dalam benak saya adalah Gusti Nurul, Yang membuat saya kaget ialah ia menolak 3 tokoh bangsawan Indonesia, yakni Sutan Sjahrir, Sri Sultan HB IX, dan Ir. Soekarno. Dapat dibayangkan betapa cantiknya Gusti Nurul, namun pada akhirnya Gusti Nurul menikah dengan seorang ABRI dan meninggal pada usia 80 tahun.
Setelah sekitar 35 menit menjelajah museum, tiba saat kami untuk istirahat di ruang yang telah disediakan untuk para pengunjung, di ruang itu kami di berikann jamuan berupa wedang ratu mas, menurut guide yang mengarahkan kami, resep wedang tersebut langsung dibuat oleh Ratu Mas (Istri Sri Sultan HB X), dan dipercaya dengan meminum wedang itu kita dapat menjadi awet muda. Oia, diruang istirahat ini kita diberikan untuk dapat berfoto atau mengambil gambar. Namun hanya dibatasi pada ruangan itu saja.
Museum swasta ini saya pikir memiliki pengelolaan yang lebih baik, dibanding dengan museum yang didirikan oleh pihak pemerintah. Saya pikir Wedang Ratu Mas adalah salah satu add value, selain dari fasilitas yang ada untuk membuat para pengunjung ingin kembali kesana. Harus disadari masing – masing museum memiliki nilai plus-minusnya, mungkin poin minus pada museum ini adalah dari segi harga, untuk dapat memasuki museum Ullen Sentalu anda harus merogoh kocek sebesar Rp 30.000,- (include wedang, educator guide, and free parking). 
Gambar 10 : Patung selamat datang
Dokumentasi pribadi

Saya sangat merekomendasikan teman – teman yang belum pernah mengunjungi destinasi wisata ini untuk dapat mengunjunginya, saya pribadi mengalami pengalaman yang baru dalam hidup saya tentang wisata kemuseuman. Kaliurang patut berbangga memiliki harta ini !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jogja Guitar Society

Semua Bisa Jadi Arranger !!!

Happening Art